Jumat, 07 Desember 2012

SURABAYA – Gemulai tujuh penari terus memukau perhatian pengunjung di Taman Budaya Jawa Timur (TBJT). Di atas pendopo, ketujuh penari perempuan menyambut sekaligus membuka perhelatan bulanan Gelar Budaya Tuban, tadi malam. 


Tak hanya satu tarian saja, ada tiga tari variasi atau festival yang dipertunjukkan sebagai pesona bumi ronggolawe. Di antaranya, tari mojo putri, tari miyang dan tari lencir kuning.“Ketiga tari ini merupakan tarian kontemporer yang baru dibuat sejak tahun 2010, lalu,” tutur koordinator Sanggar Natya Pratama dari Tuban, Sumardi, di sela-sela geladi resik,kemarin. Penabuh gendang gamelan ini menuturkan, ketiga tarian festival tersebut merupakan variasi tari yang terinspirasi dari seni sandur, kesenian tradisional asal Tuban. 



Sehingga olah vokal yang terangkai sebagai nada-nada musik inilah yang mendominasi. Meski alat musik gendang dan gamelan juga digunakan untuk mengiringi gerakan penari. “Mereka yang bertugas sebagai pengiring olah vokal itu disebut panjak hore,” tutur Sumardi dan menambahkan membawa 11 pria sebagai penabuh gamelan dan panjak hore. Meski sama-sama diiringi panjakhore,ketigatarianinimemiliki penggambaran masingmasing. Tari mojo putri merupakan gemulai gerakan yang menggambarkan tentang kebebasan dan kegembiraan seorang bocah yang menginjak remaja.

“Sesuai dengan karakter anak yang sedang tumbuh dewasa, tarian inipun memadukan gerakan bak jinak-jinak merpati, centil, menggoda, menggemaskan, manja dan lincah,”ujarnya. Tari miyang juga ditampilkan, menggambarkan seorang perempuan yang tengah bahagia. Hanya saja, yang berbahagia adalah para perempuan pesisir yang menyambut datangnya para nelayan atau suami-suami mereka yang pergi melaut. Karakter perempuan pesisir ini diperlihatkan dengan menampilkan sebuah nampan anyaman bambu yang dipegang masing-masing penari. 

Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tuban, Sunaryo, mengatakan, Tuban tak kalah dengan daerah lainnya yang memiliki kekhasan. Selain seni budaya, sajian kuliner serta buah tangan juga diboyong ke TBJT dan dipamerkan hingga Sabtu (19/11) besok. Beberapa di antaranya, buah siwalan, legen, olahan rajungan super pedas, olahan bakar-bakar-an serta batik gentong khas Tuban.“Adanya gelar budaya daerah ini, semoga Tuban juga dikenal dan dibuat jujukan wisata, tidak hanya sebagai penghubung jalan saja,”harapnya. 

ini adalah sepenggal pengalamanku dibidang seni tari, aku cinta budaya tradisional terlebih budaya Kabupaten Tuban. Suatu saat Tuban akan menjadi kota yang lebih maju dengan keanekaragaman budaya keseniannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar